Konsep awal untuk menciptakan kerangka kerja Laravel muncul dari tantangan yang dihadapi oleh Taylor Otwell pada tahun 2011. Meskipun pada waktu itu terdapat berbagai kerangka kerja PHP yang sudah ada, salah satu yang populer adalah Code Igniter (sering disingkat sebagai CI).
Code Igniter sudah memiliki kualitas yang baik, namun Taylor merasa bahwa kerangka kerja ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhannya. Salah satu fitur yang absen dari Code Igniter adalah otentikasi dan izin pengguna yang telah terintegrasi, yaitu sistem pendaftaran dan masuk pengguna. Padahal hampir semua aplikasi web memerlukan fitur ini.
Code Igniter sudah memiliki kualitas yang baik, namun Taylor merasa bahwa kerangka kerja ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhannya. Salah satu fitur yang absen dari Code Igniter adalah otentikasi dan izin pengguna yang telah terintegrasi, yaitu sistem pendaftaran dan masuk pengguna. Padahal hampir semua aplikasi web memerlukan fitur ini.
Oleh karena itu, Taylor mencoba merancang sebuah kerangka kerja PHP yang ia namakan Laravel. Nama “Laravel” sendiri terinspirasi dari kastil fiksi bernama Cair Paravel dalam novel dan film “The Chronicles of Narnia” (sumber: Asal Usul Nama Laravel).
Versi beta resmi dari Laravel pertama kali dirilis pada tanggal 9 Juni 2011, diikuti oleh versi Laravel 1.0 sebulan setelahnya. Setelah dirilis, komunitas open source tertarik untuk mengembangkan dan memperkaya kerangka kerja Laravel.
Pada tahun yang sama, Laravel 2.0 dirilis pada bulan September 2011, kemudian diikuti oleh Laravel 3.0 pada Februari 2012, Laravel 4.0 pada Mei 2013, dan Laravel 5.0 pada Februari 2015.
Mulai dari versi 5.0 ke atas, tim pengembangan Laravel memutuskan untuk merilis pembaruan setiap 6 bulan sekali. Namun, sejak rilis Laravel 8, frekuensi pembaruan ini diubah menjadi sekali setahun.
Penjadwalan rilis ini bertujuan untuk mendorong inovasi yang lebih cepat dalam Laravel. Namun, hal ini juga bisa menjadi tantangan bagi para pengembang, karena mereka perlu mengikuti perubahan fitur yang terjadi setiap tahun dan terapkan ke versi terbaru.
Selain itu, perhatian juga diberikan pada perbaikan bug dan celah keamanan. Sebagai contoh, buku ini menggunakan Laravel versi 9 yang dirilis pada Februari 2022, sehingga pada Februari 2023 diperkirakan akan hadir Laravel 10.
Namun, pertanyaannya adalah bagaimana kelangsungan aplikasi yang saat ini menggunakan versi 9? Biasanya, tim di balik Laravel memberikan dukungan perbaikan bug selama 18 bulan dan peningkatan keamanan selama 2 tahun untuk setiap versi.
Jika masa dukungan ini terasa singkat, ada versi dengan dukungan jangka panjang (long-term support/LTS) yang dirilis secara berkala. Untuk versi LTS, perbaikan bug didukung selama 2 tahun dan peningkatan keamanan selama 3 tahun. Beruntungnya, Laravel 9 merupakan versi LTS, sehingga mendapatkan dukungan yang lebih lama.
Sebagai tips, jika sedang mengerjakan proyek besar dan sensitif terhadap keamanan, disarankan untuk memilih versi LTS agar mendapatkan dukungan yang lebih panjang terkait perbaikan bug dan keamanan. Namun, jika ingin memanfaatkan fitur terbaru Laravel, lebih baik memilih versi paling mutakhir.
Pindah ke versi Laravel yang berbeda untuk aplikasi yang sudah berjalan juga tidak disarankan, karena kemungkinan besar terdapat perubahan dalam fitur dari versi sebelumnya. Kecuali jika Anda bersedia menghabiskan waktu untuk mengubah kode aplikasi yang sudah ada agar sesuai dengan perubahan terbaru dalam Laravel.